Rabu, 24 Oktober 2012

Catatan Kecil di Jendela

Telah beberapa hari ini sore berkawan mendung. Sesekali dari jendela kamar kupandangi langit di atas sana, tiang- tiang beton ruko menjulang serasa menusuk langit, sesekali terdengar kicau burung gereja dan deru motor di depan rumahku, jalan gerak alam khutau.

Beberapa hari ini juga, aku merasa ada "sesuatu yang hilang". Pernahkah kau merasa hatimu hampa
? begitu kata 'ungu'. Dulu aku tak pernah peduli dengan lagu itu, seperti juga ketakpedulian aku dengan lagu - lagu yang lain karya anak bangsa sekarang. terlalu cengeng, lebay kubilang.

Saat itu sangat bebrbeda dengan saat sekarang. Dulu aku sangat pede, kuat dan optimis, tapi kini...aku begitu cengeng, mudah berurai air mata dan lemah.

Oh Tuhan tolonglah hambaMu ini....

Lama ku tercenung di jendela kamar, aku tak boleh terlarut dalam kegelisahan hati, kelemahan diri, mana diriku yang dulu? yang selalu optimis?

Jari jemariku mencoba tuk mengetik di entri ini, sepertinya aku mencoba untuk membuang kegundahan. Aku mesti teru smengetik di entri ini, tujuanku agar aku mendapatkan ketenangan hati. Sungguh aku kehilangan sesuatu, yang aku tidak tau rupa dan wujudnya.

Di sore senja ini, bayangan ibuku, papaku, kenangan bersamanya...membuat hati pilu. Sisa usiaku mungkin sedikit lagi, bahagia pun tak menjadi obsesiku. Aku hanya ingin menjadi sesuatu yang berarti bagi orang - orang yang kucinta, di sisa waktuku ini.

Umurku hampir 44 tahun, 20 tahun lagi jika ku masih hidup, aku telah begitu tua, batuk - batuk dan badab bau balsem. Atau aku menghabiskan banyak waktu di pavilyun Rumah Sakit, ruang sepi senyap dan dingin, dengan perawat - perawat tak bersahabat. atau aku mengajak cucu ku bermain, bercerita dan bernyanyi lagu cicak cicak di dinding? Atau aku tiada pernah menjumpai waktu yang akan datang?

1 komentar: